MEMAHAMI SIFAT-SIFAT ALLAH DAN DALILNYA SECARA SEDERHANA
Oleh: Agi Sya’rial Abdullah, M.Pd.I.
Sebagai seorang muslim wajib kita mengenal
Allah swt. Mengenal Allah adalah dengan mengetahui dan meyakini sifat-sifatnya.
Sejak kecil kita diajarkan menghapal dua puluh sifat wajib Allah yakni wujud
qidam baqa dst. Apakah kita benar telah memahaminya?. Sejenak kita kuak kembali
memori kita tentang itu agar keimanan kita kepada Allah menjadi lebih kuat.
Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah
Secara garis besar kita wajib meyakini bahwa
Allah disifati dengan seluruh sifat kesempurnaan dan disucikan dari seluruh
sifat kekurangan. Adapun secara terperinci kita cukup meyakini 20 sifat wajib
dan 20 sifat mustahil dengan dilandasi bukti logis (dalil ‘aqli),
sebagian ulama meringkasnya menjadi 13 sifat wajib dan 13 sifat mustahil.
20 atau 13 ini tidak menunjukan terbatasnya sifat
Allah, tapi merupakan jumlah paling sedikit yang harus kita ketahui. 20 atau 13
ini juga tidak menafikan sifat-sifat lain yang disebutkan oleh al-Quran dan
al-Hadits seperti asma`ul husna.
Dua puluh sifat wajib tersebut adalah: wujud,
qidam, baqa`, mukhalafatuhu lil hawadits, qiyamuhu bi nafsihi, wahdaniyat,
qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam, kaunuhu qadiran, muridan,
‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, mutakalliman.
Mari kita uraikan secara sederhana sifat-sifat
wajib ini. Seorang mukallaf harus meyakini bahwa Allah swt.: ada, terdahulu
tidak memiliki permulaan, kekal tidak memiliki akhir, berbeda dengan seluruh
makhluk tidak menyamai, berdiri sendiri tidak membutuhkan kepada selain-Nya,
tunggal tidak berbilang, kuasa, berkehendak, mengetahui, hidup, mendengar,
melihat, dan berfirman. Mustahil bagi Allah lawan dari sifat-sifat ini.
Dalil Sifat-Sifat Wajib Allah
Selain wajib meyakini sifat-sifat tadi,
seorang mukallaf juga wajib mengetahui dalil ‘aqli sifat tersebut. Yakni
seorang muslim wajib meyakini sifat-sifat Allah tersebut didasari bukti logis,
seperti bila ditanyakan “kenapa kamu meyakini kekuasaan Allah?” ia dapat
menjawab dengan semisal perkataan “wujud alam ini menunjukan kekuasaan Sang
Pencipta”.
Hal ini tidak berarti bahwa sifat 20 Allah
tidak dilandasi dalil naqli dari al-Quran dan al-Hadits. Para ulama mewajibkan
Iman kepada Allah dengan pembenaran akal karena iman kepada al-Quran
membutuhkan iman terlebih dahulu kepada Allah dan Rasul-Nya, karenanya al-Quran
tidak kuat dijadikan dalil bagi sifat-sifat Allah kecuali dalam beberapa sifat.
Agar lebih jelas kita uraikan dalil sifat tadi
berdasarkan pembagiannya:
Pertama
sifat yang menunjukan eksistensi Allah (nafsiyah)
yaitu ada (wujud) bisa dibuktikan dengan adanya makhluk, karena adanya ciptaan
menunjukan adanya Pencipta.
Kedua
sifat yang menunjukan kesucian Allah dari hal-hal yang tidak pantas (salbiyah).
Ini ada 6 sifat:
1. Terdahulu (qidam) dalilnya adalah bila diandaikan
Allah memiliki permulaan maka harus ada yang mewujudkan-Nya dari ketiadaan, dan
pasti diandaikan pula bahwa yang mewujudkan-Nya membutuhkan pencipta lain dan
begitu seterusnya. Hal ini mustahil secara akal. Sifat qidam juga dilandasi
dalil naqli, diantaranya QS. al-Hadid: 3
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ ...
"Dialah
yang terdahulu dan yang akhir”
2. Kekal (baqa) dalilnya adalah jika
diandaikan Allah binasa maka pasti Ia baru seperti makhluk dan hal ini
mustahil. Sebagaimana dalam QS. ar-Rahman: 27
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ....
"Dan kekal Zat Tuhanmu .."
3. Berbeda dengan makhluk (mukhalafatuhu lil
hawadits) dalilnya jika Allah serupa dengan makhluk maka Ia juga makhluk dan
hal ini mustahil. Sebagaimana QS. as-Syura: 11
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ....
“Dan
tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya ...”
4. Berdiri sendiri, artinya wujud Allah tidak
membutuhkan apapun. Dalilnya bila wujud Allah membutuhkan kepada selainnya maka
Ia juga makhluk dan hal ini mustahil. Diperkuat dengan QS. Fathir: 15
... وَاللهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
"....
dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu apapun) lagi Maha
Terpuji”
5. Esa, artinya tidak ada tuhan selain Allah.
Dalilnya bila ada dua tuhan atau lebih maka alam ini akan binasa karena
masing-masing akan menciptakan dan meniadakan sekehendaknya dan terjadilah
kehancuran.
Ketiga
sifat yang berkaitan dengan makhluk (ma’ani). Sifat ini ada tujuh:
1. Kuasa (qudrah), dapat dibuktikan dengan
wujudnya alam ini.
2. Berkehendak (iradah), dalilnya bila terwujud
sesuatu tanpa kehendak Allah maka Ia lemah tidak kuasa, sedangkan kuasa Allah
itu wajib. Dikuatkan dengan QS. al-Buruj: 16
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Maha Kuasa berbuat apa yang Ia kehendaki”
3. Mengetahui (ilm), dalilnya bila terwujud
sesuatu tanpa diketahui Allah maka wujudnya itu bukan atas kehendak Allah,
sedangkan kehendak Allah adalah wajib. Sebagaimana QS. an-Nisa`: 176
وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”
4. Hidup (hayat), dalilnya bila Allah mati
maka Ia tidak memiliki sifat kuasa, berkehendak dan dan mengetahui, padahal
sifat-sifat itu wajib adanya. Sebagaimana Firman Allah QS. al-Furqan: 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا
يَمُوتُ
“Dan berpasrahlah atas Zat yang hidup tidak
mati”
5. Mendengar (sama’)
6. Melihat (bashar), untuk dua sifat ini juga
sifat setelahnya dibuktikan dengan dalil naqli karena dalil aqli padanya tidak
kuat. Dalil Allah mendengar dan melihat adalah QS. as-Syura: 11
وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat”
7. Berfirman (kalam) dalilnya adalah QS.
an-Nisa:164
وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
“ Dan Allah berbicara kepada Musa dengan
langsung”.
Sifat Jaiz bagi Allah
No comments:
Post a Comment