Menu

Friday, June 18, 2021

20 Sifat Allah dan Dalilnya

 MEMAHAMI SIFAT-SIFAT ALLAH DAN DALILNYA SECARA SEDERHANA

 Oleh: Agi Sya’rial Abdullah, M.Pd.I.

 

Sebagai seorang muslim wajib kita mengenal Allah swt. Mengenal Allah adalah dengan mengetahui dan meyakini sifat-sifatnya. Sejak kecil kita diajarkan menghapal dua puluh sifat wajib Allah yakni wujud qidam baqa dst. Apakah kita benar telah memahaminya?. Sejenak kita kuak kembali memori kita tentang itu agar keimanan kita kepada Allah menjadi lebih kuat.

 

Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah

Secara garis besar kita wajib meyakini bahwa Allah disifati dengan seluruh sifat kesempurnaan dan disucikan dari seluruh sifat kekurangan. Adapun secara terperinci kita cukup meyakini 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil dengan dilandasi bukti logis (dalil ‘aqli), sebagian ulama meringkasnya menjadi 13 sifat wajib dan 13 sifat mustahil.

20 atau 13 ini tidak menunjukan terbatasnya sifat Allah, tapi merupakan jumlah paling sedikit yang harus kita ketahui. 20 atau 13 ini juga tidak menafikan sifat-sifat lain yang disebutkan oleh al-Quran dan al-Hadits seperti asma`ul husna.

Dua puluh sifat wajib tersebut adalah: wujud, qidam, baqa`, mukhalafatuhu lil hawadits, qiyamuhu bi nafsihi, wahdaniyat, qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam, kaunuhu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, mutakalliman.

Mari kita uraikan secara sederhana sifat-sifat wajib ini. Seorang mukallaf harus meyakini bahwa Allah swt.: ada, terdahulu tidak memiliki permulaan, kekal tidak memiliki akhir, berbeda dengan seluruh makhluk tidak menyamai, berdiri sendiri tidak membutuhkan kepada selain-Nya, tunggal tidak berbilang, kuasa, berkehendak, mengetahui, hidup, mendengar, melihat, dan berfirman. Mustahil bagi Allah lawan dari sifat-sifat ini.

 

Dalil Sifat-Sifat Wajib Allah

Selain wajib meyakini sifat-sifat tadi, seorang mukallaf juga wajib mengetahui dalil ‘aqli sifat tersebut. Yakni seorang muslim wajib meyakini sifat-sifat Allah tersebut didasari bukti logis, seperti bila ditanyakan “kenapa kamu meyakini kekuasaan Allah?” ia dapat menjawab dengan semisal perkataan “wujud alam ini menunjukan kekuasaan Sang Pencipta”.

Hal ini tidak berarti bahwa sifat 20 Allah tidak dilandasi dalil naqli dari al-Quran dan al-Hadits. Para ulama mewajibkan Iman kepada Allah dengan pembenaran akal karena iman kepada al-Quran membutuhkan iman terlebih dahulu kepada Allah dan Rasul-Nya, karenanya al-Quran tidak kuat dijadikan dalil bagi sifat-sifat Allah kecuali dalam beberapa sifat.

Agar lebih jelas kita uraikan dalil sifat tadi berdasarkan pembagiannya:

Pertama sifat yang menunjukan eksistensi  Allah (nafsiyah) yaitu ada (wujud) bisa dibuktikan dengan adanya makhluk, karena adanya ciptaan menunjukan adanya Pencipta.

Kedua sifat yang menunjukan kesucian Allah dari hal-hal yang tidak pantas (salbiyah). Ini ada 6 sifat:

1. Terdahulu (qidam) dalilnya adalah bila diandaikan Allah memiliki permulaan maka harus ada yang mewujudkan-Nya dari ketiadaan, dan pasti diandaikan pula bahwa yang mewujudkan-Nya membutuhkan pencipta lain dan begitu seterusnya. Hal ini mustahil secara akal. Sifat qidam juga dilandasi dalil naqli, diantaranya QS. al-Hadid: 3

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ ...

"Dialah yang terdahulu dan yang akhir”

2. Kekal (baqa) dalilnya adalah jika diandaikan Allah binasa maka pasti Ia baru seperti makhluk dan hal ini mustahil. Sebagaimana dalam QS. ar-Rahman: 27

وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ....

"Dan kekal Zat Tuhanmu .."

3. Berbeda dengan makhluk (mukhalafatuhu lil hawadits) dalilnya jika Allah serupa dengan makhluk maka Ia juga makhluk dan hal ini mustahil. Sebagaimana QS. as-Syura: 11

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ....

“Dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya  ...”

4. Berdiri sendiri, artinya wujud Allah tidak membutuhkan apapun. Dalilnya bila wujud Allah membutuhkan kepada selainnya maka Ia juga makhluk dan hal ini mustahil. Diperkuat dengan QS. Fathir: 15

... وَاللهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

".... dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak membutuhkan sesuatu apapun) lagi Maha Terpuji”

5. Esa, artinya tidak ada tuhan selain Allah. Dalilnya bila ada dua tuhan atau lebih maka alam ini akan binasa karena masing-masing akan menciptakan dan meniadakan sekehendaknya dan terjadilah kehancuran.

Ketiga sifat yang berkaitan dengan makhluk (ma’ani). Sifat ini ada tujuh:

1. Kuasa (qudrah), dapat dibuktikan dengan wujudnya alam ini.

2. Berkehendak (iradah), dalilnya bila terwujud sesuatu tanpa kehendak Allah maka Ia lemah tidak kuasa, sedangkan kuasa Allah itu wajib. Dikuatkan dengan QS. al-Buruj: 16

فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ

“Maha Kuasa berbuat apa yang Ia kehendaki”

3. Mengetahui (ilm), dalilnya bila terwujud sesuatu tanpa diketahui Allah maka wujudnya itu bukan atas kehendak Allah, sedangkan kehendak Allah adalah wajib. Sebagaimana QS. an-Nisa`: 176

وَاللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

4. Hidup (hayat), dalilnya bila Allah mati maka Ia tidak memiliki sifat kuasa, berkehendak dan dan mengetahui, padahal sifat-sifat itu wajib adanya. Sebagaimana Firman Allah QS. al-Furqan: 58

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

“Dan berpasrahlah atas Zat yang hidup tidak mati”

5. Mendengar (sama’)

6. Melihat (bashar), untuk dua sifat ini juga sifat setelahnya dibuktikan dengan dalil naqli karena dalil aqli padanya tidak kuat. Dalil Allah mendengar dan melihat adalah QS. as-Syura: 11

وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”

7. Berfirman (kalam) dalilnya adalah QS. an-Nisa:164

وَكَلَّمَ اللهُ مُوسَى تَكْلِيمًا

“ Dan Allah berbicara kepada Musa dengan langsung”.

Sifat Jaiz bagi Allah

Selain sifat wajib dan mustahil Allah juga memiliki sifat jaiz. Yakni hal yang boleh ada dan tidak. Seorang mukallaf wajib meyakini bahwa Allah boleh melakukan atau meninggalkan segala hal mumkin. Mumkin disini artinya dapat terjadi secara akal. Seperti, Allah boleh menjadikan kaya seseorang yang rajin bekerja, atau tidak menjadikannya kaya.   

No comments:

Post a Comment