Thursday, April 16, 2020

Bacaan-bacaan Gharib dalam Riwayat Imam Hafsh

Ini Dia Bacaan-bacaan Asing yang Harus Diketahui Saat Membaca Al-Quran

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan dilipat gandakan pahala. Amalan sunnah yang dikerjakan di bulan ini berpahala fardhu, dan satu amalan fardhu sebanding 70 fardhu pada bulan lain.
Diantara amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak bacaan Al-Quran, sebagaimana Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika membaca Al-Quran, banyak orang terkecoh karena ketidak tahuannya. Diantaranya adalah bacaan gharib, yakni bacaan asing yang tidak bisa disamakan dengan pelafazan lain.
Untuk bacaan gharib ini sebaiknya dipelajari secara lisan langsung kepada guru yang mumpuni. Tulisan sekedar membantu pemahaman, namun bila tidak sempat  setidaknya dipelajari sambil membuka Al-Quran.
Berikut ini uraian bacaan gharib riwayat Imam Hafsh ra. yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Quran:

q Naql
Lafazh بِئۡسَ الِاسۡمُ QS. Al Hujurot 49:11 dibacanya بِئۡسَلِسۡمُ (bi`salismu ( bukan بِئۡسَلۡاِسۡمُ (bi`sal `ismu), dengan memindahkan (naql) harokat hamzah washol kepada lam ta’rif.



q Imalah  
huruf ro lafazh مَجۡرَىــهَا pada QS. 11:41 dibaca imalah, yakni dibaca tengah-tengah antara harokat fathah dan kasroh, menjadi majreha.

q Huruf sin kecil di atas atau di bawah huruf shod
Huruf shod yang bertanda sin diatasnya dibaca dengan sin. Sedangkan apabila tanda sinnya dibawah boleh dibaca sin boleh juga tetep shod, namun dibaca sin lebih masyhur.

q
 Shifr Mustathil/ Nol Lonjong (0)
Tanda baca shifr mustathil terletak pada huruf alif di akhir lafazh. Lafazh yang ditandainya dibaca pendek saat washol, namun dibaca panjang saat waqaf. Seperti lafazh لٰكِنَّا۠ هُوَ pada QS. Al-Kahfi: 38 dibaca لٰكِنَّ هُوَ dengan diwasholkan. lafazh الظُّنُونَا dibaca panjang nunnya dengan diwaqafkan. Inilah rincian lafazh yang ditandai shifr mustathil: 

q Shifr Mustadir/ Nol bulat (ــْـ)
Shifr mustadir terletak pada alif tambahan. Lafazh yang ditandainya tidak dibaca panjang, Seperti lafazh  وَمَلَاْئِهٖ dibaca وَمَلَئِهٖ. Berikut ini rinciannya:


q Wawu Tambahan
Ada beberapa lafazh yang mengandung wawu tambahan. Lafazh-lafazh ini tidak dibaca mad, seperti لِأُولِي الۡأَبۡصَارِ pada QS. Ali ‘Imran 3: 13 dibaca لِأُلِي الۡأَبۡصَارِ. Tanda wawu tambahan adalah tidak diberi tanda baca sukun. Sedangkan yang diberi tanda sukun adalah wawu huruf mad seperti lafazh  مِنَ الۡأُوۡلـٰى pada QS. Ad-Dhuha 93:4 hamzah tetap dipanjangkan karena wawunya bukan tambahan. Di tabel ini adalah rincian lafazh yang mengandung wawu tambahan:
  
q Tashil
Hamzah kedua lafazh ءَاَعجَمِيٌّ QS. 41:44 dibaca tashil, yakni dibaca tengah-tengah antara makhrojna hamzah alif. Bisa juga tetap dibaca hamzah menurut sebagian riwayat.

q Isymam

Lafazh لَا تَأمَنَّا QS. 12:11 asalnya adalah لَا تَأمَنُنَا kemudian nun pertama disukun dan diidghomkan kepada nun kedua. Cara membacanya ada dua:
ü Isymam, yakni saat membaca tasydid nun memajukan bibir seperti akan membaca dhommah, tanpa menampakan bunyi dhommah;
ü Roum, yakni menyamarkan sembari mempercepat harokat dhommahnya nun pertama.

Demikian uraian bacaan ghorib, semoga Allah memberi kemudahan kepada kita dalam memperbaiki bacaan Al-Quran. Tekadkan mengkhatamkan Al-Quran di bulan suci Ramadhan setidaknya satu kali.


Ditulis oleh Agi Sya’rial Abdullah, Khadim Ponpes Al-Fatmah, Pasirhayam Cianjur.
Daftar Pustaka:


As Syeikh Husaini Syeikh Utsman, Haqqut Tilawah, Darul Manaroh, Jeddah, Arab Saudi, 1997 M. / 1418 H.
Dr. Aiman Rusydi Suwaid. 1432/2011. at Tajwid al Mushowwar. Damaskus: Maktabah Ibn al Jazari.
LPTQ Kab. Cianjur, Buku Panduan Kegiatan Sertifikasi Dewan Hakim MTQ/ STQ Tingkat Kabupaten, 2015.
MPQ PP. Al Falah Ploso Mojo Kediri, Panduan Pengajaran Al Quran, 2011.

No comments:

Post a Comment

BHS PREMIUM TERBARU BUKAN SUTERA SPUNSILK APAKAH SENYAMAN BHS LAWAS?

SARUNG BHS KENAPA BERUBAH TIDAK MENGGUNAKAN SUTERA SPUNSILK   Pada postingan ini saya menyampaikan kesan saya saat menggunakan sarung BHS de...