Tuesday, February 11, 2020

Mengetik Fathah Berdiri, Kasroh Berdiri, dan Dhommah Terbalik pada Microsoft Word

Mengetik Fathah Berdiri, Kasroh Berdiri, dan Dhommah Terbalik


Para ulama telah menetapkan beberapa tanda baca dalam mushaf untuk memudahkan pembacaan dan menghindari kesalahan. Beberapa tanda baca sulit untuk ditemukan pada keybord, seperti fathah berdiri/ alif khanjariyah, kasroh berdiri, dhommah terbalik, sukun, tanwin dan shifr mustathil.
Semua tanda baca tadi sebenarnya sudah ada dalam syimbol, hanya saja sebagian pengetik kesulitan mencari. langkah menambahkan tanda baca tersebut adalah klik insert, kemudian symbol, kemudian more symbols, kemudian pilih simbol yang diperlukan dan klik insert. Pastikan gunangan opsi from: Unicode (hex).
Bila anda kesulitan untuk menemukan tanda baca yang diinginkan karena memang ukurannya tampak kecil, coba copy-paste-kan saja dari contoh-contoh berikut:

هٰذَا  هٰذِهِ  ذٰلِكَ  بِهٖ  عَاجِلِهٖ  دَاوٗدُ  طَاوٗسُ  إِذۡ  يَحۡكُمَانِ  أَنَا۠

Monday, February 10, 2020

Kaidah Imla; Penulisan Alif Layyinah


KAIDAH PENULISAN ALIF LAYYINAH

Alif layyinah adalah alif huruf mad. Dibatasi dengan layyinah untuk membedakannya dengan hamzah yang terkadang disebut alif pula. Alif bisa terletak di tengah atau akhir kalimat. Alif di tengah kalimat selamanya ditulis dengan bentuk alif biasa, meskipun berada ditengah karena bersambung dengan kalimat lain, contohnya:
سَالِـمٌ  تَائِبٌ  مَوۡلَايَ  فَتَاكَ  يَخۡشَانِي
Alif diakhir kalimat terkadang ditulis dengan bentuk alif biasa ( ا ), terkadang juga ditulis dengan bentuk ya` tanpa titik ( ى ). kaidah penulisannya dapat disederhanakan sebagai berikut:
1.    Bila kalimat (isim/ fiil) berjumlah huruf lebih dari tiga maka alif di akhir kalimat ditulis dengan ya`, kecuali bila huruf sebelumnya ya. Contohnya:
اِهۡتَدَى مُصۡطَفًى أَعۡمَى كُبۡرَى خُنۡثَى يَحۡيَى (nama laki-laki)
يَحۡيَا (fi’il mudhori) اِسۡتَحۡيَا هَدَايَا
Alif pada يحيى  yang merupakan nama ditulis dengan ya untuk membedakan dengan fi’il mudhori’
2.    Bila kalimat (isim/ fiil) berjumlah tiga huruf dan alif adalah pergantian dari ya` maka ditulis dengan ya` contoh:
رَمَى  جَرَى   هُدًى
dan bila alif merupakan pergantian dari wawu maka ditulis dengan alif, contoh:
دَعَا  غَزَا  دَنَا  عَصًا  قَفًا   اَلصَّفَا  
3.    Ada beberapa kalimat yang tidak mengikuti dua kaidah diatas dan ditulis sebagaimana kebiasaannya saja, seperti:
Kalimat-kalimat harf  (kata sambung) kebanyakan ditulis dengan alif selain empat harf
عَلَى إِلَى حَتَّى بَلَى مَا لَا إِلَّا خَلَا عَدَا حَاشَا
Isim-isim mabni kebanyakan ditulis dengan alif selain lima isim
لَدَى أَنَّى مَتَى اَلۡأُلَى(isim maushul) أُوْلَى (isim isyaroh) أَنَا مَهۡمَا ذَا هُنَا إِذَا

Kaidah Imla; Penulisan Hamzah

KAIDAH PENULISAN HAMZAH

Hamzah ditulis dengan beragam bentuk, terkadang ditulis dengan alif, wawu, ya` atau tersendiri. Berikuti ini ketentuan penulisan hamzah:
1.    Hamzah di awal kalimat ditulis dengan alif. Contoh:
أَقۡرَأُ  أُذُنٌ إِحۡسَانٌ اَلۡفَاتِحَةُ اُكۡتُبۡ اِسۡمٌ  اَلۡإِسۡلَامُ
Tanda qoth’ (ء) ditulis hanya pada hamzah qoth’, tidak pada hamzah washl.
2.    Hamzah di tengah kalimat:
a.    Hamzah sukun ditulis dengan huruf yang cocok kepada  harakat sebelumnya. Contoh:
رَأۡسٌ  يَأۡمُرُ  لُؤۡلُؤٌ  يُؤۡمِنُ  بِئۡرٌ  اِئۡذَنۡ  
b.    Hamzah berharakat ditulis dengan huruf yang cocok kepadanya dengan beberapa pengecualian. Contoh:
سَأَلَ  حِدَأَةٌ  نَشۡأَةٌ  رَأَيۡتُ  يَقۡرَؤُهُ  رَؤُوفٌ سَئِمَ  جُزۡئِيٌ
Ketentuan ini memiliki tiga pengecualian sebagai berikut:
1)   Hamzah berharakat fathah setelah dhommah ditulis dengan wawu. Contoh:
سُؤَالٌ  فُؤَادٌ
2)   Hamzah berharakat fathah atau dhommah setelah kasroh atau ya sukun ditulis dengan ya. Contoh:
فِئَةٌ يُخۡطِئُونَ خَطِيئَةٌ شَيۡئًا فَيۡئُهُ
3)   Hamzah berharakat fathah setelah alif, berharokat fathah atau dhommah setelah wawu sukun ditulis tersendiri dengan bentuk kepala ‘ain. Contoh:
قِرَاءَةٌ  مُرُوءَةٌ  وُضُوءُهُ
3.    Hamzah di akhir kalimat
a.      Huruf sebelumnya sukun maka ditulis tersendiri. Contoh:
 مَرۡءٌ  شَيۡءٌ  جَاءَ  وُضُوءٌ  يَجِيءُ
b.      Huruf sebelumnya berharakat maka ditulis dengan huruf yang pantas kepada harakat sebelumnya. Contoh:
خَطَأٌ  قَرَأَ  تَوَاطُؤٌ  اُمۡرُؤُ الۡقَيۡسِ  يَسۡتَهۡزِئُ  قَارِئٌ

BHS PREMIUM TERBARU BUKAN SUTERA SPUNSILK APAKAH SENYAMAN BHS LAWAS?

SARUNG BHS KENAPA BERUBAH TIDAK MENGGUNAKAN SUTERA SPUNSILK   Pada postingan ini saya menyampaikan kesan saya saat menggunakan sarung BHS de...