Ini Dia
Bacaan-bacaan Asing yang Harus Diketahui Saat Membaca Al-Quran
Sebentar
lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia, bulan dilipat gandakan
pahala. Amalan sunnah yang dikerjakan di bulan ini berpahala fardhu, dan satu
amalan fardhu sebanding 70 fardhu pada bulan lain.
Diantara
amalan yang dianjurkan adalah memperbanyak bacaan Al-Quran, sebagaimana
Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
ketika membaca Al-Quran, banyak orang terkecoh karena ketidak tahuannya.
Diantaranya adalah bacaan gharib, yakni bacaan asing yang tidak bisa disamakan
dengan pelafazan lain.
Untuk
bacaan gharib ini sebaiknya dipelajari secara lisan langsung kepada guru yang mumpuni.
Tulisan sekedar membantu pemahaman, namun bila tidak sempat setidaknya dipelajari sambil membuka Al-Quran.
Berikut
ini uraian bacaan gharib riwayat Imam Hafsh ra. yang perlu diperhatikan saat
membaca Al-Quran:
q Naql
Lafazh بِئۡسَ الِاسۡمُ QS. Al Hujurot 49:11 dibacanya بِئۡسَلِسۡمُ (bi`salismu ( bukan بِئۡسَلۡاِسۡمُ (bi`sal `ismu), dengan memindahkan (naql) harokat hamzah washol kepada lam ta’rif.
q Imalah
huruf ro lafazh مَجۡرَىــهَا pada QS. 11:41 dibaca imalah, yakni dibaca tengah-tengah antara harokat fathah dan kasroh, menjadi majreha.
q Huruf sin kecil di atas atau di bawah
huruf shod
Huruf shod yang
bertanda sin diatasnya dibaca dengan sin. Sedangkan apabila tanda sinnya
dibawah boleh dibaca sin boleh juga tetep shod, namun dibaca sin lebih masyhur.
q Shifr Mustathil/ Nol Lonjong (0)
Tanda baca shifr
mustathil terletak pada huruf alif di akhir lafazh. Lafazh yang ditandainya
dibaca pendek saat washol, namun dibaca panjang saat waqaf. Seperti lafazh لٰكِنَّا۠ هُوَ pada
QS. Al-Kahfi: 38 dibaca لٰكِنَّ هُوَ dengan
diwasholkan. lafazh الظُّنُونَا dibaca panjang nunnya dengan
diwaqafkan. Inilah rincian lafazh yang ditandai shifr mustathil:
q Shifr Mustadir/ Nol bulat (ــْـ)
Shifr mustadir
terletak pada alif tambahan. Lafazh yang ditandainya tidak dibaca panjang,
Seperti lafazh وَمَلَاْئِهٖ dibaca وَمَلَئِهٖ.
Berikut ini rinciannya:
q Wawu Tambahan
Ada beberapa
lafazh yang mengandung wawu tambahan. Lafazh-lafazh ini tidak dibaca mad, seperti
لِأُولِي الۡأَبۡصَارِ pada
QS. Ali ‘Imran 3: 13 dibaca لِأُلِي
الۡأَبۡصَارِ. Tanda
wawu tambahan adalah tidak diberi tanda baca sukun. Sedangkan yang diberi tanda
sukun adalah wawu huruf mad seperti lafazh مِنَ الۡأُوۡلـٰى pada QS. Ad-Dhuha 93:4 hamzah tetap
dipanjangkan karena wawunya bukan tambahan. Di tabel ini adalah rincian lafazh
yang mengandung wawu tambahan:
q Tashil
Hamzah kedua lafazh ءَاَعجَمِيٌّ QS. 41:44 dibaca tashil, yakni dibaca
tengah-tengah antara makhrojna hamzah alif. Bisa juga tetap dibaca hamzah
menurut sebagian riwayat.
q Isymam
Lafazh لَا تَأمَنَّا QS. 12:11 asalnya adalah لَا تَأمَنُنَا kemudian nun pertama disukun dan diidghomkan kepada nun kedua. Cara membacanya ada dua:
ü Isymam, yakni saat membaca tasydid nun
memajukan bibir seperti akan membaca dhommah, tanpa menampakan bunyi dhommah;
ü Roum, yakni menyamarkan sembari mempercepat harokat dhommahnya nun pertama.
Demikian uraian
bacaan ghorib, semoga Allah memberi kemudahan kepada kita dalam memperbaiki
bacaan Al-Quran. Tekadkan mengkhatamkan Al-Quran di bulan suci Ramadhan
setidaknya satu kali.
Ditulis oleh Agi Sya’rial Abdullah, Khadim Ponpes
Al-Fatmah, Pasirhayam Cianjur.
Daftar Pustaka:
As Syeikh Husaini Syeikh Utsman, Haqqut Tilawah, Darul Manaroh, Jeddah, Arab Saudi, 1997 M. / 1418 H.
As Syeikh Husaini Syeikh Utsman, Haqqut Tilawah, Darul Manaroh, Jeddah, Arab Saudi, 1997 M. / 1418 H.
Dr.
Aiman Rusydi Suwaid. 1432/2011. at Tajwid al Mushowwar. Damaskus: Maktabah Ibn
al Jazari.
LPTQ
Kab. Cianjur, Buku Panduan Kegiatan Sertifikasi Dewan Hakim MTQ/ STQ Tingkat
Kabupaten, 2015.
MPQ
PP. Al Falah Ploso Mojo Kediri, Panduan Pengajaran Al Quran, 2011.
No comments:
Post a Comment