Syair-syair dalam Kitab Ta'lim Muta'allim & Terjemah
Kitab Ta'lim Muta'allim yang banyak dipelajari di pesantren mengutip banyak sekali syair penuh hikmah. pada posting ini saya menghimpun sebagian besar syair tersebut dan menyusunnya per tema tidak berdasarkan bab kitabnya. Saya menuliskan bahar setiap syair dengan rumus (ط) untuk bahar thowil, (ب) untuk bahar basith, (و) untuk bahar wafir, (ك) untuk bahar kamil, dan (خ) untuk bahar khofif. Sebagian syair saya cantumkan nama pengarangnya, sebagian lain tidak saya temukan nama penggubahnya. Untuk mendownload dalam format Pdf silahkan klik link di bawah ini. Semoga bermanfaat!
Download Syair-Syair Kitab Ta'lim Muta'allim
Video pembacaan syair Taklimul Muta'allim
Kesungguhan dan Cita-cita yang Tinggi
لِكُلٍّ إِلَى شَأۡوِ الۡعُلَى حَرَكَاتُ (ط)
وَلَكِنۡ
عَزِيزٌ فِي الرِّجَالِ ثَبَاتُ
Setiap
orang berupaya menggapai keluhuran, tetapi jarang yang memiliki ketegaran
تَمَنَّيۡتَ أَنۡ تُمۡسِي فَقِيهًا مُنَاظِرًا (ط)
بِغَيۡرِ
عَنَاءٍ وَالۡجُنُونُ فُنُونٌ
وَلَيۡسَ اكۡتِسَابُ الۡمَالِ دُونَ مَشَقَّةٍ (ط)
تَحَمَّلُهَا
فَالۡعِلۡمُ كَيۡفَ يَكُونُ
Jika engkau berandai menjadi ahli fiqh yang pandai berdialog tanpa bersusah payah ketahuilah gila itu banyak macamnya. Usaha mendapatkan harta saja tidak mungkin tanpa kesulitan, bagaimana halnya ilmu?
عَلَى قَدۡرِ أَهۡلِ الۡعَزۡمِ تَأۡتِي الۡعَزَائِمُ (ط)
وَتَأۡتِي
عَلَى قَدۡرِ الۡكَرِيمِ الۡمَكَارِمُ
وَتَعۡظُمُ فِي عَيۡنِ الصَّغِيرِ صِغَارُهَا (ط)
وَتَصۡغُرُ
فِي عَيۡنِ الۡعَظِيمِ الۡعَظَائِمُ
Keberhasilan
datang sesuai kadar tekad yang dimiliki, dan kebaikan datang sesuai kadar
kemuliaan. Pencapaian kecil dianggap besar oleh orang yang bertekad kecil, sedangkan orang yang
bertekad besar menganggap kecil pencapaian yang besar. (Abut Thayyib)
يَا نَفۡسِ يَا نَفۡسِ لَا تُرۡخِ عَنِ الۡعَمَلِ (ب)
فِي
الۡبِرِّ وَالۡعَدۡلِ وَالۡإِحۡسَانِ فِي مُهَلٍ
وَكُلُّ ذِي عَمَلٍ فِي الۡبِرِّ مُغۡتَبَطٌ (ب)
وَفِي
بَلَاءٍ وَشُؤۡمٍ كُلُّ ذِي كَسَلِ
Jangan lelah berbuat baik dan adil dengan
perlahan-lahan. Pasti ada yang iri kepada setiap yang berbuat baik, dan setiap
orang malas berada dalam musibah dan kesialan. (Abu Nashr As Shoffar)
كَمۡ مِنۡ حَيَاءٍ وَكَمۡ عَجۡزٍ وَكَمۡ نَدَمٍ (ب)
جَمٍّ
تَوَلَّدَ لِلۡإِنۡسَانِ مِنۡ كَسَلٍ
إِيَّاكَ عَنۡ كَسَلٍ فِي الۡبَحۡثِ عَنۡ شُبَهٍ (ب)
مَا
قَدۡ عَلِمۡتَ وَمَا قَدۡ شُكَّ مِنۡ كَسَلٍ
Betapa banyak rasa malu, ketidak mampuan dan penyesalan
timbul dari kemalasan. Jauhilah kemalasan mencari apa yang belum kamu tahu, keraguan itu bermula dari
kemalasan.
الۡفِقۡهُ أَنۡفَسُ شَيۡءٍ أَنۡتَ دَاخِرُهُ (ب)
مَنۡ
يَدۡرُسِ الۡعِلۡمَ لَمۡ تَدۡرُسۡ مَفَاخِرُهُ
فَاجۡهَدۡ لِنَفۡسِكَ مَا أَصۡبَحۡتَ تَجۡهَلُهُ (ب)
فَأَوَّلُ
الۡعِلۡمِ إِقۡبَالٌ وَآخِرُهُ
Fiqh adalah hal terbaik yang kamu simpan, barang siapa mempelajari
ilmu tidak akan sirna keagungannya. Maka tekunlah selama kamu belum
menguasainya, karena ilmu harus dipelajari dengan semangat meski berulang kali
didengar.
وَلَمۡ أَرَ فِي عُيُوبِ النَّاسِ عَيۡبًا (و)
كَنَقۡصِ
الۡقَادِرِينَ عَلَى التَّمَامِ
Tak
pernah ku lihat aib seburuk kekurangan pada orang yang mampu menyempurnakan.
(Abut Thayyib)
بِقَدۡرِ الۡكَدِّ تُعۡطَى مَا تَرُومُ (و)
فَمَنۡ رَامَ الۡعُلَى لَيۡلًا يَقُومُ
وَأَيَّامَ الۡحَدَاثَةِ فَاغۡتَنِمۡهَا (و)
أَلَا إِنَّ الۡحَدَاثَةَ لَا تَدُومُ
Sesuai
kadar kepayahan kamu dapatkan keinginan, maka barang siapa menginginkan
keluhuran maka hendaklah ia bangun di malam hari. Dan manfaatkanlah dengan baik
waktu mudamu, ingatlah waktu muda tidak abadi.
فَلَا تَعۡجَلۡ بِأَمۡرِكَ وَاسۡتَدِمۡهُ (و)
فَمَا صَلَّى عَصَاكَ كَمُسۡتَدِيمٍ
Jangan terburu-buru dengan urusanmu dan teruslah
berusaha, karena tongkat besi hanya bisa lurus bila dibuat dengan tekun. (Qois Bin Zuhair)
دَعِي نَفۡسِي التَّكَاسُلَ وَالتَّوَانِي (و)
وَإِلَّا فَاثۡبُتِى فِي ذِي الۡهَوَانِ
فَلَمۡ أَرَ لِلۡكُسَالَى الۡحَظَّ يُحۡظَى (و)
سِوَى نَدَمٍ وَحِرۡمَانِ الۡأَمَانِي
Tinggalkanlah kemalasan dan berleha-leha bila tidak
ingin hidup hina. Karena aku tidak melihat bagian bagi orang malas selain
penyesalan dan kehilangan harapan.
بِجَدٍّ لَا بِجِدٍّ
كُلُّ مَجۡدٍ (خ)
فَهَلۡ
جَدٌّ بِلَا جِدٍّ بِمُجۡدٍ
فَكَمۡ عَبۡدٍ يَقُومُ مَقَامَ حُرٍّ (خ)
وَكَمۡ
حُرٍّ يَقُومُ مَقَامَ عَبۡدٍ
Setiap kemuliaan diperoleh atas pembagian tuhan, dan pembagian
Tuhan itu lazim menyertai orang tekun. Banyak budak menempati posisi orang
merdeka, dan banyak orang merdeka deperlakukan layaknya budak.
لَهۡفَا عَلَى فَوۡتِ التَّلَاقِي لَهۡفَا (خ)
مَا كُلُّ مَا فَاتَ وَيَفۡنَى يُلۡفَى
Sangat disayangkan tidak sempat bertemu (guru yang alim), tidak
semua yang luput dan sirna dapat kembali. (Burhanuddin Al Marghinani)
الۡجِدُّ يُدۡنِي كُلَّ أَمۡرٍ شَاسِعٍ (خ)
وَالۡجِّدُّ
يَفۡتَحُ كُلَّ بَابٍ مُغۡلَقٍ
Ketekunan mendekatkan setiap yang jauh, dan ketekunan membukakan setiap pintu yang terkunci. )As Syafi’i)
Baca Juga:
Sanad Fiqh Ulama Nusantara
Keutamaan Ilmu
تَعَلَّمۡ فَإنَّ الۡعِلۡمَ زَيۡنٌ لِأَهۡلِهِ (ط)
وَفَضۡلٌ
وَعُنۡوَانٌ لِكُلِّ الۡمَحَامِدِ
وَكُنۡ مُسۡتَفِيدًا كُلَّ يَوۡمٍ زِيَادَةً (ط)
مِنَ
الۡعِلۡمِ وَاسۡبَحۡ فِي بُحُورِ الۡفَوَائِدِ
تَفَقَّهۡ فَإِنَّ الۡفِقۡهَ أَفۡضَلُ قَائِدِ (ط)
إِلَى
الۡبِرِّ وَالتَّقۡوَى وَأَعۡدَلُ قَاصِدِ
هُوَ الۡعَلَمُ الۡهَادِي إِلَى سَنَنِ الۡهُدَى (ط)
هُوَ
الۡحِصۡنُ يُنۡجِي مِنۡ جَمِيعِ الشَّدَائِدِ
فَإِنَّ فَقِيهًا وَاحِدًا مُتَوَرِّعًا (ط)
أَشَدُّ
عَلَى الشَّيۡطَانِ مِنۡ أَلۡفِ عَابِدٍ
Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan dan keutamaan
bagi ahlinya, juga tanda bagi setiap hal terpuji. Tambahlah imu setiap hari,
dan berenanglah di lautan faidah ilmu.
Belajarlah fiqh, kasena sesungguhnya fiqh adalah
penuntun terbaik kepada kebajikan dan taqwa juga paling adil. Ia adalah tanda
yang menunjukan kepada jalan kebenaran, dan benteng yang menyelamatkan dari
semua kesulitan. Sesungguhnya satu orang ahli fiqh yang wira’i lebih berat bagi
setan dari pada seribu ahli ibadah.
(Muhammad Bin Al Hasan)
أَخُو الۡعِلۡمِ حَيٌّ خَالِدٌ بَعۡدَ مَوۡتِهِ (ط)
وَأَوۡصَالُهُ
تَحۡتَ التُّرَابِ رَمِيمٌ
وَذُو الۡجَهۡلِ مَيۡتٌ وَهۡوَ يَمۡشِي عَلَى الثَّرَى
(ط)
يُظَنُّ
مِنَ الۡأَحۡيَاءِ وَهۡوَ عَدِيمٌ
Ahli ilmu akan selalu hidup
meski jasadnya hancur di bawah tanah. Sedangkan orang bodoh telah mati meski
tampak berjalan diatas bumi, dia disangka hidup padahal dia tiada. (Ibnus
Sayyid Al Batholyusi))
إِذِ الۡعِلۡمُ أَعۡلَى رُتۡبَةً فِي الۡمَرَاتِبِ (ط)
وَمِنۡ
دُونِهِ عِزُّ الۡعُلَى فِي الۡمَوَاكِبِ
فَذُو الۡعِلۡمِ يَبۡقَى عِزُّهُ مُتَضَاعِفَا (ط)
وَذُو
الۡجَهۡلِ بَعۡدَ الۡمَوۡتِ تَحۡتَ التَّيَارِبِ
فَهَيۡهَاتَ لَا يَرۡجُو مَدَاهُ مَنِ ارۡتَقَى (ط)
رُقِيَّ
وَلِيِّ الۡمُلِكِ وَالِي الۡكَتَائِبِ
Ingatlah, ilmu memiliki derajat paling tinggi,
sekalipun dibandingkan dengan derajat memimpin banyak golongan. Kemuliaan orang
berilmu akan kekal berlipat ganda, sedangkan orang bodoh setelah matinya tidak
berarti apapun. Sayang sekali apabila kemuliaan ilmu ini tidak diharapkan oleh
orang yang meraih pangkat raja pengatur banyak prajurit. (Burhanuddin Al
Marghinani)
سَأُمۡلِي عَلَيۡكُمۡ بَعۡضَ مَا فِيهِ فَاسۡمَعُوا (ط)
فَفِيَّ
حَصۡرٌ عَنۡ ذِكۡرِ كُلِّ الۡمَنَاقِبِ
هُوَ النُّورُ كُلُّ النُّورِ يَهۡدِي عَنِ الۡعَمَى (ط)
وَذُو
الۡجَهۡلِ مَرَّ الدَّهۡرِ بَيۡنَ الۡغَيَاهِبِ
هُوَ الذِّرۡوَةُ الشَّمَّاءُ تَحۡمِي مَنِ الۡتَجَا (ط)
إِلَيۡهَا
وَيَمۡشِي آمِنًا فِي النَّوَائِبِ
بِهِ يَنۡجُو وَالنَّاسُ فِي غَفَلَاتِهِمۡ (ط)
بِهِ
يَرۡتَجِي وَالرُّوحُ بَيۡنَ التَّرَائِبِ
بِهِ يَشۡفَعُ الِإۡنۡسَانُ مَنۡ رَاحَ عَاصِيًا (ط)
إِلَى
دَرَكِ النِّيرَانِ شَرِّ الۡعَوَاقِبِ
Aku hanya akan menyampaikan kepada kalian sebagian
keutamaan ilmu, karena aku tidak dapat menyebutkan seluruh keagungannya. Ilmu
adalah seluruh cahaya yang memberi petunjuk dari kebutaan, sedangkan orang
bodoh selamanya dalam kegelapan. Dia adalah puncak tertinggi yang melindungi
pengungsi dari bencana. Dengan ilmu manusia bisa selamat dari siksa akhirat,
dan dengannya manusia mengharapkan keamanan setelah kematian. Dengan ilmu orang
alim dapat memberi syafaat kepada pendosa yang masuk ke neraka. (Burhanuddin Al
Marghinani)
فَمَنۡ رَامَهُ رَامَ الۡمَآرِبَ كُلَّها (ط)
وَمَنۡ
حَازَهُ قَدۡ حَازَ كُلَّ الۡمَطَالِبِ
هُوَ الۡمَنۡصِبُ الۡعَالِي أَيَا صَاحِبَ الۡحِجَا (ط)
إِذَا
نِلۡتَهُ هَوِّنۡ بِفَوۡتِ الۡمَنَاصِبِ
فَإِنۡ فَاتَكَ الدُّنۡيَا وَطِيۡبُ نَعِيمِهَا (ط)
فَغَمِّضۡ
فَإِنَّ الۡعِلۡمَ خَيۡرُ الۡمَوَاهِبِ
Maka barang siapa menginginkan ilmu maka ia telah
menginginkan semua harapan, dan barang siapa mendapatkanya maka ia telah
mendapatkan seluruh hal yang dicari.Ilmu adalah pangkat yang luhur wahai orang
yang berakal, bila kamu telah mendapatkannya hiraukanlah pangkat lain yang
tidak kamu dapatkan. Jika kenikmatan dunia meninggalkanmu maka pejamkanlah
matamu, karena ilmu adalah pemberian paling baik. (Burhanuddin Al
Marghinani)
رَضِينَا قِسۡمَةَ الۡجَبارِ فِينَا (و)
لَنَا
عِلۡمٌ وَلِلۡأَعۡدَاءِ مَالٌ
فَإِنَّ الۡمَالَ
يَفۡنَى عَنۡ قَرِيبٍ (و)
وَإِنَّ
الۡعِلۡمَ يَبۡقَى لَا يَزَالُ
Kami rela atas pemberian Tuhan kepada kami, kami
mendapatkan ilmu dan musuh memiliki harta. Karena sesungguhnya harta akan
lenyap dalam waktu dekat, dan ilmu akan kekal tidak sirna. (Ali Bin Abi Tholib)
إِذَا مَا اعۡتَزَّ ذُو عِلۡمٍ بِعِلۡمٍ (و)
فَعِلۡمُ
الۡفِقۡهِ أَوۡلَى بِاعۡتِزَازٍ
فَكَمۡ طِيۡبٍ يَفُوحُ وَلَا كَمِسۡكٍ (و)
وَكَمۡ
طَيۡرٍ يَطِيرُ وَلَا كَبَازٍ
Apabila orang berilmu berhak berbangga diri maka ilmu fiqhlah yang
paling pantas dibanggakan. Banyak minyak berbau harum tapi tiada seperti misik,
dan banyak burung yang terbang tapi tiada yang yang mengalahkan elang.
Bahaya
Kebodohan
فَسَادٌ كَبِيرٌ عَالِمٌ مُتَهَتِّكُ (ط)
وَأَكۡبَرُ
مِنۡهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ
هُمَا فِتۡنَةٌ فِي الۡعَالَمِينَ كَبِيرَةُ (ط)
لِمَنۡ
بِهِمَا فِي دِينِهِ يَتَمَسَّكُ
Kerusakan besar orang alim yang perilakunya
bertentangan dengan syariat, dan lebih bahaya darinya ahli ibadah yang bodoh.
Mereka berdua adalah cobaan besar bagi umat manusia karena banyak pengikutnya.
(As Syafi’i)
وَفِي الۡجَهۡلِ قَبۡلَ الۡمَوۡتِ مَوۡتٌ لِأَهۡلِهِ (ط)
فَأَجۡسَامُهُمۡ
قَبۡلَ الۡقُبُورِ قُبُورُ
وَإِنَّ امۡرَأً لَمۡ يَحۡيَ بِالۡعِلۡمِ مَيِّتٌ (ط)
وَلَيۡسَ
لَهُ حِينَ النُّشُورِ نُشُورٌ
Kebodohan adalah kematian sebelum tercabutnya nyawa,
raga orang jahil adalah pusara sebelum ia dikuburkan. Dan sesungguhnya orang
yang hidup tanpa ilmu ia telah mati, dan tidak dibangkitkan di hari
kebangkitan. (Ali
Bin Abi Tholib)
Syarat Mendapatkan Ilmu
أَلَا لَا تَنَالُ الۡعِلۡمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ (ط)
سَأُنۡبِيكَ
عَنۡ مَجۡمُوعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكَاءٍ وَحِرۡصٍ وَاصۡطِبَارٍ وَبُلۡغَةٍ (ط)
وَإِرۡشَادِ
أُسۡتَاذٍ وَطُوۡلِ زَمَانٍ
Ingatlah kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali
dengan enam hal, akan kuberitahu semuanya dengan jelas. Cerdas, rakus akan
ilmu, sabar, bekal, bimbingan guru dan waktu yang lama. (Dinisbatkan kepada Ali
Bin Abi Tholib)
Agar
Kuat Hapalan
شَكَوۡتُ إِلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفۡظِي (و)
فَأَرۡشَدَنِي
إِلَى تَرۡكِ الۡمَعَاصِي
فَإِنِّ الۡحِفۡظَ فَضۡلٌ مِنۡ إِلٰهٍ (و)
وَفَضۡلُ
اللهِ لَا يُعۡطَى لِعَاصٍ
Aku mengadu kepada Imam Waki’ akan buruknya hapalanku,
maka ia menyaranku meninggalkan maksiat. Karena sesungguhnya hapalan adalah
anugrah Ilahi, dan anugrah Allah tidak diberikan kepada pendosa. (As Syafi’i)
كُنۡ لِلۡأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي حَافِظًا (ك)
وَعَلَى
الصَّلَاةِ مُوَاظِبًا وَمُحَافِظًا
وَاطۡلُبۡ عُلُومَ الشَّرۡعِ وَاجۡهَدۡ وَاسۡتَعِنۡ (ك)
بِالطَّيِّبَاتِ
تَصِرۡ فَقِيهًا حَافِظًا
وَاسۡأَلۡ إِلٰهَكَ حِفۡظَ حِفۡظِكَ رَاغِبًا (ك)
فِي
فَضۡلِهِ فَاللهُ خَيۡرٌ حَافِظًا
Jagalah perintah dan larangan agama, juga rajinlah
sholat. Tuntutlah ilmu syara dengan tekun, dan mintalah pertolongan dengan
amal-amal baik pasti kamu menjadi ahli fiqh yang kuat hapalannya. Dan mintalah
kepada Tuhanmu agar menjaga hapalanmu seraya mengharap keutamaannya, karena
Allah sebaik-baiknya penjaga. (Najmuddin Umar An Nasafi)
Mengagungkan
Ilmu dan Ahli Ilmu
رَأَيۡتُ أَحَقَّ الۡحَقِّ حَقَّ الۡمُعَلِّمِ (ط)
وَأَوۡجَبَهُ
حِفۡظًا عَلَى كُلِّ مُسۡلِمٍ
لَقَدۡ حَقَّ أَنۡ يُهۡدَى إِلَيۡهِ كَرَامَةً (ط)
لِتَعۡلِيمِ
حَرۡفٍ وَاحِدٍ أَلۡفُ دِرۡهَمِ
Aku yakin hak yang paling utama adalah haknya guru, dan
yang paling wajib dijaga setiap muslim. Ia berhak dimuliakan dengan hadiah
seribu dirham atas mengajarkan satu huruf.
Memuliakan
Guru
إِنَّ الۡمُعَلِّمَ وَالطَّبِيبَ كِلَاهُمَا (ك)
لَا
يَنۡصَحَانِ إِذَا هُمَا لَمۡ يُكۡرَمَا
فَاصۡبِرۡ لِدَائِكَ إِنۡ جَفَوۡتَ طَبِيبَهَا (ك)
وَاقۡنَعۡ
بِجَهۡلِكَ إِنۡ جَفَوۡتَ مُعَلِّمًا
Sesungguhnya gur dan dokter keduanya tidak mengharapkan
kebaikanmu bila mereka tidak dimuliakan. Maka sabarlah atas penyakitmu bila
kamu tidak menuruti doktermu, dan terimalah kebodohanmu bila tidak menuruti
guru.
Tawaddhu’
أَرَى لَكَ نَفۡسًا تَشۡتَهِي أَنۡ تُعِزَّهَا (ط)
فَلَسۡتَ
تَنَالُ الۡعِزَّ حَتَّى تُذِلَّهَا
Aku melihat kamu
ingin meniggikan dirimu, maka kamu tidak akan mendapat keluhuran
sehingga kamu merendahkan nasfumu.
اِنَّ التَّوَضُّعَ مِنۡ خِصَالِ الۡمُتَّقِي (ك)
وَبِهِ
التَّقِيُّ إِلَى الۡمَعَالِي يَرۡتَقِي
وَمِنَ الۡعَجَائِبِ عُجۡبُ مَنۡ هُوَ جَاهِلٌ (ك)
فِي
حَالِهِ أَهۡوَ السَّعِيدُ أَمِ الشَّقِي
أَمۡ كَيۡفَ يُخۡتَمُ عُمۡرُهُ أَوۡ رُوحُهُ (ك)
يَوۡمَ
النَّوَى مُتَسَفِّلٌ أَوۡ مُرۡتَقِي
وَالۡكِبۡرِياءُ لِرَبِّنَا صِفَةٌ بِهِ (ك)
مَخۡصُوصَةٌ
فَتَجَنَّبَنۡهَا وَاتَّقِي
Sesungguhnya rendah hati adalah peringai orang taqwa,
dengan tawaddhu’ dia sampai kepada keluhuran. Adalah aneh ‘ujubnya orang yang
tidak mengetahui apakah ia bahagia atau celaka. Bagaimana umurnya berakhir saat kematian apakah baik ataukah
buruk. kesembonga bagi Tuhan adalah sifat khusus maka jauhilah dan
berlindunglah. (Ruknuddin Al Farghoni “Al Adibul Mukhtar”)
Menyayangi
Dan Nasihat (Mengharapkan Kebaikan Sesama)
دَعِ الۡمَرۡءَ لَا تَجۡزِهۡ عَلَى سُوءِ فِعۡلِهِ (ط)
سَيَكۡفِيهِ
مَا فِيهِ وَمَا هُوَ فَاعِلُهۡ
Tinggalkan orang yang berbuat buruk kepadamu jangalah
kamu balas, karena setiap keburukan dengan sendirinya akan terbalaskan. (Yusuf Al Hamdani)
إِذَا شِئۡتَ أَنۡ تَلۡقَى عَدُوَّكَ رَاغِمًا (ط)
وَتَقۡتُلَهُ
غَمًّا وَتَحۡرِقَهُ هَمًّا
فَرُمۡ لِلۡعُلَى وَازۡدَدۡ مِنَ الۡعِلۡمِ إِنَّهُ (ط)
مَنِ
ازۡدَادَ عِلۡمًا زَادَ حَاسِدُهُ غَمًّا
Bila kamu ingin menjumpai musuhmu dalam kehinaan dan
membuatnya susah, maka kapailah keluhuran dan perbanyaklah ilmu,
sesungguhnya barang siapa bertambah
ilmunya maka bertambah prihatin
pembencinya. (Ibnut Thoyyib Asy Syarqi)
إِذَا سَاءَ فِعۡلُ الۡمَرۡءِ سَاءَتۡ ظُنُونُهُ (ط)
وَصَدَّق
مَا يَعۡتَادُهُ مِنۡ تَوَهُّمٍ
وَعَادَى مُحِبِّيهِ بِقَوۡلِ عُدَاتِهِ (ط)
وَأَصۡبَحَ
فِي لَيۡلٍ مِنَ الشَّكِّ مُظۡلِمٍ
Jika buruk perbuatan seseorang maka buruklah
persangkaannya, dan ia membenarkan dugaanya. Ia juga memusuhi pencintanya sebab
ucapan musuhnya dan terjerumus dalam gelapnya keraguan. (Abut Thoyyib)
بَلَوۡتُ النَّاسَ قَرۡنًا بَعۡدَ قَرۡنٍ (و)
فَلَمۡ
أَرَ إِلَّا خَتَّالٍ وَقَالٍ
وَلَمۡ أَرَ فِي الۡخَطُوبِ أَشَدَّ وَقۡعًا (و)
وَأَصۡعَبَ
مِنۡ مُعَادَاةِ الرِّجَالِ
وَذُقۡتُ مَرَارَةَ الۡأَشۡيَاءِ طُرًّا (و)
وَمَا
ذُقۡتُ أَمَرَّ مِنَ السُّؤَالِ
Aku telah menguji manusia dari masa ke masa maka tidak
ku lihat selain penipu dan pemarah. Aku tidak melihat perkara yang lebih
mengganggu dan sulit ditangani selain memusuhi orang lain. Aku telah merasakan
pahit getirnya semua hal, dan tiada yang lebih pahit dari meminta-minta. (Al
Afwah Al Audi)
تَنَحَّ عَنِ الۡقَبِيحِ وَلَا تُرِدۡهُ (و)
وَمَنۡ
أَوۡلَيۡتَهُ حُسۡنًا فَزِدۡهُ
سَتُكۡفَى مِنۡ عَدُوِّكَ كُلَّ كَيۡدٍ (و)
إِذَا
كَادَ الۡعَدُوُّ فَلَا تَكِدۡهُ
Menyingkirlah dari keburukan dan janganlah kamu merencanakannya,
dan perbanyaklah berbuat baik kepada sesama. Kamu akan dicukupkan dari setiap
tipu daya musuhmu, dan jangan membalasnya. (Abul ‘Atahiyah)
Memilih
Teman
عَنِ الۡمَرۡءِ لَا تَسۡأَلۡ وَأَبۡصِرۡ قَرِينَهُ (ط)
فَإِنَّ
الۡقَرِينَ بِالۡمُقَارَنِ يَقۡتَدِي
فَإِنۡ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبۡهُ سُرۡعَةً (ط)
وَإِنۡ
كَانَ ذَا خَيۡرٍ فَقَارِنۡهُ تَهۡتَدِي
Tentang seseorang tak perlu kau bertanya tapi cukup
lihat temannya, karena ia pasti mengikuti temannya. Apabila temannya buruk maka
jauhilah dia, dan bila baik ikutilah. (‘Adi bin Zaid)
لَاتَصۡحَبِ الۡكَسۡلَانَ فِي حَالَاتِهِ (ك)
كَمۡ
صَالِحٍ بِفَسَادِ آخَرَ يَفۡسُدُ
عَدۡوَى الۡبَلِيدِ إِلَى الۡجَلِيدِ سَرِيعَةٌ (ك)
كَالۡجَمۡرِ
يُوضَعُ فِي الرَّمَادِ فَيَخۡمُدُ
Janganlah kamu menemani orang malas,karena banya orang
baik rusak karena pengaruh buruk temannya. Menularnya keburukan orang bodoh
kepada orang pandai sangat cepat, seperti bara api diletakan dalam abu lantas
padam. (Abu Bakr Al Khowarizmi)
Zuhud
(Tidak Mencintai Dunia)
هِيَ الدُّنۡيَا أَقَلُّ مِنَ الۡقَلِيلِ (و)
وَعَاشِقُهَا
أَذَلُّ مِنَ الذَّلِيلِ
تُصِمُّ بِسِحۡرِهَا قَوۡمًا وَتُعۡمِي (و)
فَهُمۡ
مُتَحَيِّرُونَ بِلَا دَلِيلٍ
Dunia itu sangat sedikit dan hina dari apapun, dan
orang yang menyenanginya lebih rendah dari siapapun. Dunia membuat banyak orang
buta dan tuli, maka mereka kebingungan tanpa ada yang memberi petunjuk.
وَأَحَقُّ خَلۡقِ اللهِ بِالۡهَمِّ امۡرُؤٌ (خ)
ذُو
هِمَّةٍ يُبۡلَى بِعَيۡشٍ ضَيِّقٍ
وَمِنَ الدَّلِيلِ عَلَى الۡقَضَاءِ وَحُكۡمِهِ (خ)
بُؤۡسُ
اللَّبِيبِ وَطِيۡبُ عَيۡشِ الۡأَحۡمَقِ
لَكِنَّ مَنۡ رُزِقَ الۡحِجَا حُرِمَ الۡغِنَى (خ)
ضِدَّانِ
يَفۡتَرِقَانِ أَيَّ تَفَرُّقٍ
Orang yang paling berhak diprihatinkan adalah orang yang memiliki cita-cita luhur tetapi
dicoba dengan kesulitan hidup. Diantara bukti qodhonya Tuhan adalah kesulitan
orang pandai dan kinikmatan hidup orang bodoh. Akan tetapi barang siapa diberi
kepandaian maka ia terhalang dari kekayaan, keduanya adalah hal yang sangat
bertentangan. (As Syafi’i)
Melawan
Nafsu
سَلَامٌ عَلَى مَنۡ تَيَّمَتۡنِي بِظَرۡفِهَا (ط)
وَلُمۡعَةِ
خَدَّيۡهَا وَلَمۡحَةِ طَرۡفِهَا
سَبَتۡنِي وَأَصۡبَتۡنِي فَتَاةٌ مَلِيحَةٌ (ط)
تَحَيَّرَتِ
الۡأَوۡهَامُ فِي كُنۡهِ وَصۡفِهَا
فَقُلۡتُ ذَرِينِي وَاعۡذَرِينِي فَإِنَّنِي (ط)
شَغَفۡتُ
بِتَحۡصِيلِ الۡعُلُومِ وَكَشۡفِهَا
وَلِي فِي طِلَابِ الۡفَضۡلِ وَالۡعِلۡمِ وَالتُّقَى (ط)
غِنًى
عَنۡ غِنَاءِ الۡغَانِيَاتِ وَعَرۡفِهَا
Selamat tinggal wanita yang menaklukanku dengan
keanggunanya, kedua pipinya yang merona
dan lirikan matanya. Telah menawan hatiku dan menariknya seorang yang
manis parasnya membingungkan pikiran. Maka aku katakan padanya “tinggalkan dan
maafkanlah aku, karena aku sibuk menggali pengetahuan. Di dalam mencari
keutamaan, ilmu dan taqwa aku mendapatkan
kecukupan dari nyayiannya para wanita dan wangiannya. (Najmuddin An Nasafi)
Mengurangi
Pembicaraan yang tidak Penting
إِذَا تَمَّ عَقۡلُ الۡمَرۡءِ قَلَّ كَلَامُهُ (ط)
وَأَيۡقِنۡ
بِحُمۡقِ الۡمَرۡءِ إِنۡ كَانَ مُكۡثِرًا
Bila sempurna akal seseorang maka sedikitlah ia
berbicara, dan yakinlah dengan kebodohan orang yang banyak bicara.
النُّطۡقُ زَيۡنٌ وَالسُّكُوتُ سَلَامَةٌ (ك)
فَإِذَا
نَطَقۡتَ فَلَا تَكُنۡ مِكۡثَارًا
مَا إِنۡ نَدِمۡتَ عَلَى سُكُوتٍ مَرَّةً (ك)
وَلَقَدۡ
نَدِمۡتَ عَلَى الۡكَلَامِ مِرَارًا
Perkataan adalah perhiasan dan diam adalah keselamatan,
maka bila kamu berbicara janganlah terlalu banyak. Diam tidak pernah membuatmu
menyesal, tapi berulang kali kamu menyesali perkataanmu.
ذُو الۡعَقۡلِ لَا يَسۡلَمُ مِنۡ جَاهِلٍ (خ)
يَسُومُهُ
ظُلۡمًا وَإِعۡنَاتًا
فَلۡيَخۡتَرِ السِّلۡمَ عَلَى حَرۡبِهِ (خ)
وَلۡيَلۡزَمِ
الۡإِنۡصَاتَ إِنۡ صَاتَ
Orang berakal tidak akan lepas dari orang bodoh hendak
menzholiminya. Maka hendaklah ia memilih berdamai dari melawannya dan tidak
membalas perkataan buruk musuhnya. (Abul Fath Al Basti)
أُوصِيكَ فِي نَظۡمِ الۡكَلَامِ بِخَمۡسَةٍ (خ)
إِنۡ
كُنۡتَ لِلۡمُوصِي الشَّفِيقِ مُطِيعًا
لَا تَغۡفُلَنۡ سَبَبَ الۡكَلَامِ وَوَقۡتَهُ (خ)
وَالۡكَيۡفَ
وَالۡكَمَّ الۡمَكَانَ جَمِيعًا
Lima wasiatku kepadamu dalam merangkai perkataan, jika
kamu menuruti orang yang menyayangimu. Jangan lalai akan sebab berbicara,
waktu, cara, ukuran, dan tempatnya. (Abu Sahl An Naili)
Mengurangi
Makan dan Tidur
فَعَارٌ ثُمَّ عَارٌ ثُمَّ عَارٌ (و)
شَقَاءُ
الۡمَرۡءِ مِنۡ أَجۡلِ الطَّعَامِ
سُرُورُ النَّاسِ فِي لَبۡسِ اللِّبَاسِ (و)
وَجَمۡعُ
الۡعِلۡمِ فِي تَرۡكِ النُّعَاسِ
Sangat tercela celakanya manusia karena makan.
Kebahagiaan manusia itu dengan pakaian yang bagus, dan mendapatkan ilmu itu
dengan meninggalkan ngantuk.
Bangun
Malam
أَلَيۡسَ مِنَ الۡخُسۡرانِ أَنَّ لَيَالِيا (ط)
تَمُرُّ
بِلَا نَفۡعٍ وَتُحۡسَبُ مِنَ الۡعُمۡرِ
Bukankah suatu kerugian bila malam berlalu tanpa
manfaat dan terhitung dari umur? bangunlah pada malam hari agar kamu
قُمِ اللَّيۡلَ يَا هَذَا لَعَلَّكَ تَرۡشُدُ (ط)
إِلَى
كَمۡ تَنَامُ اللَّيۡلَ وَالۡعُمۡرُ يَنۡفَدُ
Bangunlah pada malam hari wahai penuntut ilmu agar
benar langkahmu, sampai kapan kamu tetap tidur sedangkan umur akan habis.
مَنۡ شَاءَ أَنۡ يَحۡتَوِي آمَالَهُ جُمَلًا (ب)
فَلۡيَتَّخِذۡ
لَيۡلَهُ فِي دَرۡكِهَا جَملًا
أَقۡللۡ طَعَامَكَ كَيۡ تُحۡظَى بِهِ سَهَرَا (ب)
إِنۡ
شِئۡتَ يَا صَاحِبِي أَنۡ تَبۡلُغَ الۡكَمَلَا
Barang siapa ingin menggapai seluruh harapannya, maka
hendaklah ia menjadikan malam sebagai kendaraan untuk mendapatkannya.
Sedikitkan makanmu agar kamu mampu terjaga di malam hari wahai sahabatku bila
kamu ingin meraih kesempurnaan.
بِقَدۡرِ الۡكَدِّ تُكۡتَسَبُ الۡمَعَالِي (و)
فَمَنۡ
طَلَبَ الۡعُلَى سَهِرَ اللَّيَالِي
تَرُومُ الۡعِزَّ ثُمَّ تَنامُ لَيۡلًا (و)
يَغُوصُ
الۡبَحۡرَ مَنۡ طَلَبَ اللَّآلِي
عُلُوُّ الۡكَعۡبِ بِالۡهِمَمِ الۡعَوَالِي (و)
وَعِزُّ
الۡمَرۡءِ فِي سَهَرِ اللَّيَالِي
Dengan kadar kepayahan kamu mendapatkan keluhuran, maka
barang siapa mencari keluhuran hendaklah ia terjaga di malam hari. Engkau
menginginkan kemuliaan tapi tidur sepanjang malam, padahal pencari mutiara
harus menyelami lautan. Tingginya derajat diraih dengan cita-cita yang luhur,
dan kemuliaan manusia didapat dengan terjaga di malam hari.
تَرَكۡتُ النَّوۡمَ رَبِّي فِي اللَّيَالِي (و)
لِأَجۡلِ
رَضَاكَ يَا مَوۡلَى الۡمَوَالِي
وَمَنۡ رَامَى الۡعُلَى مِن غَيۡرِ كَدٍّ (و)
أَضَاعَ
الۡعُمۡرَ فِي طَلَبِ الۡمُحَالِ
فَوَفِّقۡنِي إِلَى تَحۡصِيلِ عِلۡمٍ (و)
وَبَلِّغۡنِي
إِلَى أَقۡصَى الۡمَعَالِي
Aku meninggalkan kantu di malam hari mencari rido-Mu
hai Tuhannya para hamba. Dan barang siapa mengendaki keluhuran tanpa bersusah
payah maka ia telah menghabiskan umurnya dalam mencari hal yang mustahil. Maka
tolonglang hamba menghasilkan ilmu dan sampaikanlah hamba ke puncak keluhuran.
البحر الطويل
طَوِيلٌ لَهُ دُونَ الۡبُحُورِ فَضَائِلُ (ط)
فُعُولُنۡ مَفَاعِيلُنۡ فُعُولُنۡ مَفَاعِيلُنۡ
البحر البسيط
إِنَّ الۡبَسِيطَ لَدَيۡهِ يُبۡسَطُ الۡأَمَلُ (ب)
مُسۡتَفۡعِلُنۡ فَاعِلُنۡ مُسۡتَفۡعِلُنۡ فَاعِلُنۡ
البحر الوافر
بُحُورُ الشِّعۡر وَافِرُهَا جَمِيلٌ (و)
مُفَاعَلَتُنۡ مُفَاعَلَتُنۡ فُعُولُنۡ
البحر الكامل
كَمَلُ الۡجَمَالِ مِنَ الۡبُحُورِ الۡكَامِلُ (ك)
مُتَفَاعِلُنۡ مُتَفَاعِلُنۡ مُتَفَاعِلُنۡ
البحر الخفيف
يَا خَفِيفًا خَفَّتۡ بِهِ الۡحَرَكَاتُ (خ)
فَاعِلَاتُنۡ مُسۡتَفۡعِ لُنۡ فَاعِلَاتُنۡ
Thanks to publish this information..
ReplyDeleteGood job
ReplyDelete