Tuesday, May 5, 2020

Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah


Memahami Hadits-Hadits Doa Berbuka Puasa

Oleh: Agi Sya’rial Abdullah, M.Pd.I.
Download File Pdfnya pada link berikut:

Diantara kesunahan orang berbuka adalah membaca doa. Lazimnya orang Indonesia membaca doa اَللّهُمَّ لَكَ صُمۡتُ ...., namun belakangan banyak yang beranggapan bahwa doa itu tidak sesuai sunnah, benarkah demikian?.
Mari kita membahasnya dalam prespektif madzhab Syafii yang lazim diikuti orang-orang Indonesia. Imam an-Nawawi salah satu ulama rujukan madzhab Syafii dalam kitab beliau al-Adzkar mencantumkan lima hadits perihal doa berbuka (an-Nawawi: 190).
Hadits pertama berderajat hasan riwayat Abu Daud dan an-Nasa’i dari Ibn Umar ra. Rasulullah saat berbuka mengucapkan:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابۡتَلَّتِ الۡعُرُوقُ وَثَبَتَ الۡأَجۡرُ إِنۡ شَاءَ اللهُ
“Telah hilang dahaga, basah urat-urat, dan pahala telah tetap insyaallah”.
Hadits kedua riwayat Abu Daud dari Mu’adz bin Zuhrah merupakan hadits mursal tidak sampai pada derajat hasan, namun dikuatkan oleh jalur lain riwayat At-Thabrani dari Anas bin Malik ra, dikuatkan pula oleh hadits-hadits lain yang memiliki redaksi serupa.  Rasulullah bila berbuka mengucapkan:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمۡتُ وَعَلَى رِزۡقِكَ أَفۡطَرۡتُ
“Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkimu aku berbuka”.
Hadits ketiga juga merupakan hadits mursal riwayat Ibnus Sunni dari Mu’adz bin Zuhrah Rasulullah saw bila berbuka mengucapkan:
اَلۡحَمۡدُ لِلّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمۡتُ وَرَزَقَنِي فَأَفۡطَرۡتُ
“Segala Puji bagi Allah yang telah membantuku maka aku berpuasa, dan memberiku rizki maka aku berbuka”
Hadits keempat diriwayatkan Ibnus Sunni dari Abdullah bin Abbas ra. Rasulullah saw. bila berbuka mengucapkan:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمۡنَا ، وَعَلَى رِزۡقِكَ أَفۡطَرۡنَا ، فَتَقَبَّلۡ مِنَّا إِنَّكَ أَنۡتَ السَّمِيعُ الۡعَلِيمُ
“Ya Allah untukmu kami berpuasa, dan atas rizkimu kami berbuka, maka terimalah (puasa) dari kami, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi Maha mengetahui”.
Hadits kelima berderajat hasan riwayat Ibnu Majah dan Ibnus Sunni dari Abdullah bin ‘Amr bin Ash, Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak tatkala berbuka”. Ibnu Abi Malikah berkata aku mendengar Abdullah bin ‘Amr bila berbuka ia berkata “Ya Allah sesungguhnya aku meminta-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.

Dengan menuliskan beberapa riwayat ini Imam Nawawi menganjurkan agar seluruh redaksi doa di dalamnya dibaca, yakni mengumpulkan doa dari beragam riwayat ini. Sebagaimana disunahkan bagi orang yang sholat sendiri untuk menggabungkan antara riwayat  "الله أكبر كبيرا..", "وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ .." dan "اللهم بَاعِدۡ بَيۡنيِ" dalam doa iftitah (an-Nawawi: 43-45).
Pendapat ini juga didukung oleh banyak ulama madzhab Syafii, diantaranya Syaikh Zainuddin al-Malibari. Dalam kitab Fath al-Mu’in beliau berkata disunnahkan setelah berbuka membaca "اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت" dan yang berbuka dengan air menambahkan " ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله. Syeikh al-Kurdi menyunahkan tambahan وَبِكَ آمَنۡتُ وَعَلَيۡكَ تَوَكَّلۡتُ وَرَحۡمَتَكَ رَجَوۡتُ وَإِلَيۡكَ أَنَبۡتُ (Sayid Abu Bakr: 2/279).
Disunahkan juga memanjatkan doa selain redaksi doa yang diajarkan Nabi saw, berdasarkan hadits kelima tadi bahwa doanya orang yang berbuka puasa tidak akan ditolak.
Alhasil doa "اللهم لك صمت وبك أمنت وعلى رزقك أفطرت" yang telah diajarkan secara tumun menurun tidaklah bertentangan dengan sunnah Nabi saw. Karena memiliki landasan hadits yang bisa dikategorikan hasan li ghairihi, dan praktik sahabat Abdullah bin ‘Amr ra. membaca doa yang berbeda dengan doa Nabi. Jika dianggap haditsnya dhaif sekalipun, menurut para ulama hadits dhaif boleh diamalkan pada fadhail ‘amal selama tidak maudhu’ (an-Nawawi: 8)
Kesimpulan:
1.    Disunahkan bagi orang yang berbuka puasa untuk berdoa setelah ia memakan sesuatu.
2.    Doa yang dibaca boleh berasal dari diri sendiri, namun lebih baik bila membaca doa yang diajarkan Nabi.
3.    Dianjurkan mengumpukan doa-doa dari beragam riwayat, seperti membaca:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمۡتُ وَعَلَى رِزۡقِكَ أَفۡطَرۡتُ فَتَقَبَّلۡ مِنِّي إِنَّكَ أَنۡتَ السَّمِيعُ الۡعَلِيمُ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابۡتَلَّتِ الۡعُرُوقُ وَثَبَتَ الۡأَجۡرُ إِنۡ شَاءَ اللهُ
Referensi:
an-Nawawi, al-Imam Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syarof, al-Adzkar, Dar al-Fikr, Beirut-Libanon, 1997.
Syeikh Abu Bakr bin Muhammad Syatho, I’anah at-Thalibin, Dar al-Fikr, Beirut-Libanon, 2005.

No comments:

Post a Comment

BHS PREMIUM TERBARU BUKAN SUTERA SPUNSILK APAKAH SENYAMAN BHS LAWAS?

SARUNG BHS KENAPA BERUBAH TIDAK MENGGUNAKAN SUTERA SPUNSILK   Pada postingan ini saya menyampaikan kesan saya saat menggunakan sarung BHS de...