HUKUM
ISLAM SEPUTAR PUASA
Arti Puasa
Puasa (shaum
atau shiyam) secara bahasa berarti menahan (imsak). Puasa dalam istilah fiqh
berarti menahan diri dari pembatalan puasa disertai dengan niat dari terbitnya
fajat sampai terbenamnya matahari.
Hukum
Puasa
Puasa pada
bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi orang yang telah memenuhi syarat wajib.
Ketentuan ini didasarkan pada QS. Al Baqarah 2/183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ
عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Selain Puasa di bulan Ramadhan ada puasa wajib lainnya
seperti puasa qadha, puasa kafarah, dan puasa nadzar. Selain puasa wajib ada
juga puasa sunat yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tidak dilakukan pada
hari-hari diharamkan berpuasa, yaitu pada hari raya idul fithri dan idul adha,
dan tiga hari tasyriq tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah.
Penetapan masuknya bulan Ramadhan dihasilkan dari melihat
hilal (bulan tanggal pertama) di akhir bulan sya’ban dengan kesaksian dari
orang yang adil. Apabila hilal didak tampak pada tanggal 29 bulan Sya’ban maka ia
disempurnakan menjadi 30 hari.
Syarat Wajib Puasa
Puasa Ramadhan menjadi wajib bagi orang yang memenuhi
syarat-syarat berikut:
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
sehat
4. Mampu
berpuasa. Orang sakit yang tidak mampu berpuasa tidak berkewajiban puasa, tapi
dia wajib menggatinya di luar bulan Ramadhan. sedangkan orang tua dan orang
sakit yang tidak ada harapan sembuh cukup mengganti puasa dengan membayar
fidyah satu mud (680 gr) beras perhari.
Syarat Sah
Puasa
Puasa dihukumi sah dengan syarat-syarat berikut:
1. Islam
2. Tamyiz, puasa dihukumi sah bila yang
berpuasa telah sampai pada usia tamyiz meskipun belum baligh. Tamyiz ditandai
dengan telah mampu beristinja (cebok) tanpa bantuan orang lain dengan benar.
3. suci dari haid dan nifas
4. dilaksanakan pada hari yang tidak diharamkan berpuasa.
Rukun
Puasa
Rukun
puasa ada dua: 1) niat, 2) menahan diri dari hal-hal yang membatalkan.
Niat
pada puasa wajib harus dilakukan sebelum fajar (subuh). Ketentuan ini sesuai
dengan sabda Nabi Saw:
مَنْ
لَمْ يُجْمِعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya:
Barang siapa tidak membulatkan niat puasa sebelum fajar maka tidak sah puasanya.
(HR. Abu Dawud, Attirmidzi, dan Annasai)
Adapun
puasa sunat maka tidak diwajibkan niat pada malam hari, melainkan cukup niat
pada pagi hari asalkan belum melakukan hal yang membatalkan.
Hal-hal
yang Membatalkan Puasa
Perkara
yang dapat membatalkan puasa ada sembilan, yaitu:
1. Masuknya sesuatu ke dalam tubuh dari lubang yang berpangkal
pada organ dalam; mulut, telingan, pangkal hidung, qubul, dan dubur.
2. Muntah dengan sengaja
3. Bersenggama (jimak)
4. Keluar mani dengan disengaja
5. Hilang kesadaran, disebabkan gila meski sebentar, atau
disebabkan pingsan dan mabuk bila terjadi sepanjang siang hari.
6. Haid
7. Nifas
8. Melahirkan
9.
Murtad.
Kesunahan-kesunahan
dalam Berpuasa
1. Makan sahur, sebaiknya diakhirkan sepanjang tidak hawatir
masuk waktu subuh
2. Menyegerakan berbuka
3. Berbuka dengan buah kurma atau minum air
4. Berdoa setelah buka puasa dengan doa apa saja, lebih utama
bila membaca doa yang diajarkan Nabi Saw seperti doa berikut:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمۡتُ وَعَلَى
رِزۡقِكَ أَفۡطَرۡتُ فَتَقَبَّلۡ مِنِّي إِنَّكَ أَنۡتَ السَّمِيعُ الۡعَلِيمُ،
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابۡتَلَّتِ الۡعُرُوقُ وَثَبَتَ الۡأَجۡرُ إِنۡ شَاءَ اللهُ
Artinya:
Ya Allah untuk-Mua aku berpuasa dan atas rizkimu aku berbuka maka terimalah
amalku sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui. Telah hilang
dahaga, basah urat-urat, dan pahala telah tetap insyaallah.
5.
Memberi buka kepada orang yang berpuasa
6.
Banyak membaca Al Quran, lebih baik dikhatamkan
7.
Memperbanyak sedekah
8. Memperbanyak i’tikaf, apalagi
pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Hal-hal yang dapat Merusak Pahala
Puasa:
1. Melakukan maksiat lisan,
seperti berbohong, dan ghibah, bertengkar
No comments:
Post a Comment