Menu

Thursday, December 16, 2021

Nahwu Praktis; Macam-macam Isim

 

أنواع الاسم

MACAM-MACAM KALIMAT ISIM

 

Mu’rob dan Mabni  (المعرب والمبني)

·      Kalimat isim ada yang mu’rob (bisa berubah akhirnya) ada yang mabni (tidak bisa berubah akhirnya).

·      I’rob (perubahan akhir kalimat) ada rofa’ (dhommah), nashob (fathah), jar (kasroh), dan jazm (sukun). Contohnya:

Rofa            جَاءَ زَيْدٌ

Nashob       رَأَيْتُ زَيْدًا

Jar               مَرَرْتُ بِزَيْدٍ

Jazm           لَمْ يَقُمْ زَيْدٌ

Perubahan lafazh Zaid menjadi Zaidun, Zaidan, atau Zaidin itulah yang dinamakan i’rob.

I’rob jar hanya masuk pada kalimat isim, sedangkan i’rob jazm hanya masuk pada kalimat fiil.  

·      Isim mabni (tidak bisa berubah akhirnya) adalah:

1. Isim dhomir (هُوَ), 2. Isim isyaroh (هٰذَا), 3. Isim maushul (اَلَّذِي),

Mudzakkar dan Muannats (المذكر والمؤنث)

·      Kalimat isim ada yang mudzakkar (lelaki) dan muannats (perempuan).

·      Muannats bisa dibedakan dari maknanya contoh: زَيْنَبُ, atau dengan ta` marbuthoh  contoh: صلاة, dan alif ta`nits contoh: حَمْرَاءُ, حُبْلَى .

·      Mudzakkar adalah yang bermakna lelaki contoh: زيد, atau tidak ada ta` marbuthoh dan alif ta’nits contoh: مسجد  

Mufrod, Tatsniyah, dan Jama’ (المفرد والتثنية والجمع)

·      Kalimat isim ada yang mufrod (satu), tatsniyah (dua), dan jama’ (tiga atau lebih)

·      Isim mufrod akhirnya harus ditanwin kecuali bila diawali alif lam, atau termasuk isim ghoiru munshorif, atau menjadi mudhof ilaih, Contoh:

صَوْمٌ, اَلصَّوْمُ, رَمَضَانُ, شُرُوطُ الصَّلَاةِ

·      Isim tatsniyah adalah yang ditambahi alif - nun pada i’rob rofa, atau ya` - nun pada i’rob nashob dan jar. Contoh: خُطْبَتَانِ - خُطْبَتَيْنِ

·      Jama’ ada tiga macam:

1.      Jama’ taksir, yaitu jama’ yang berubah dari bentuk mufrodnya, contohnya:  شُرُوطٌ bentuk jamak dari شَرْطٌ  

2.      Jama’ mudzakkar salim, yaitu jama’ yang ditambahi wawu - nun pada i’rob rofa’, atau ya` - nun pada i’rob nashob dan jar. Contoh:مُسْتَوْطِنُونَ - مُسْتَوْطِنِينَ  

3.      Jama’ muannats salim, yaitu jama’  yang ditambahi alif dan ta`, contoh: رَكَعَاتٍ bentuk jamak dari رَكْعَةٌ

Dhomir (ضمير)

·      Dhomir adalah kata ganti, yakni isim yang menunjukan makna pembicara/ orang pertama (مُتَكَلِّم), lawan bicara/ orang kedua (مُخَاطَب), dan orang atau benda yang dibicarakan/ orang ketiga (غَائِب).

·      Dhomir ada dua: 1.مُنْفَصِل   (terpisah), 2. مُتَّصِل (menyambung)

·      Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

 

No

Dhomir Muttashil

Dhomir Munfashil

makna

1

ضَرَبَهُ

هُوَ

Dia lelaki

2

ضَرَبَهُمَا

هُمَا

mereka lelaki berdua

3

ضَرَبَهُمْ

هُمْ

mereka lelaki

4

ضَرَبَهَا

هِيَ

Dia perempuan

5

ضَرَبَهُمَا

هُمَا

mereka perempuan berdua

6

ضَرَبَهُنَّ

هُنَّ

mereka perempuan

7

ضَرَبَكَ

أَنْتَ

kamu lelaki

8

ضَرَبَكُمَا

أَنْتُمَا

kalian lelaki berdua

9

ضَرَبَكُمْ

أَنْتُمْ

kalian lelaki

10

ضَرَبَكِ

أَنْتِ

kamu perempuan

11

ضَرَبَكُمَا

أَنْتُمَا

kalian perempuan berdua

12

ضَرَبَكُنَّ

أَنْتُنَّ

kalian perempuan

13

ضَرَبَنِي

أَنَا

Saya

14

ضَرَبَنَا

نَحْنُ

Kita/ kami

·      Dhomir  ـهُنَّ , ـهُمْ , ـهُمَا, ـهُbila sebelumnya berharokat kasroh, atau huruf ya`sukun maka ha`nya dikasrohkan. Contoh:  بِهِ, عَلَيْهِ, بِهِمَا, بِهِمْ, بِهِنَّ

·      Dhomir  ـنِيbila menyambung dari kalimat huruf dan kalimat isim maka nunnya dibuang. Contoh: صَلَاتِي, بِي

·      Dhomir ghoib/ ghoibah (orang ketiga, no. 1-6) membutuhkan marji` (rujukan) yang sama dalam mufrod/ tatsniyah/ jama’nya dan muannats/ mudzakkarnya. Contoh:

الْمُسْلِمُ رَأَيْتُهُ, الْمُسْلِمَانِ رَأَيْتُهُمَا, الْمُسْلِمُونَ رَأَيْتُهُمْ, الْمُسْلِمَةُ رَأَيْتُهَا,

الْمُسْلِمَتَانِ رَأَيْتُهُمَا, الْمُسْلِمَاتُ رَأَيْتُهُنَّ

setiap dhomir pada contoh di atas memiki marji’ yang sesuai. Marji’ terletak sebelumnya dhomir, pada contoh diatas  dhomir ـهُ kembali pada lafazh المسلم. Jadi marji’nya ـهُ adalah المسلم , dan المسلم adalah mufrod mudzakkar sesuai dengan dhomir ـهُ

 

Asma`ul Khomsah (الأسماء الخمسة)

·      Asmaul Khomsah adalah lima isim yang dirofa’kan dengan wawu, dinashobkan dengan alif, dijarkan dengan ya.

·      Lima isim  tersebut adalah: 1. أَبُوكَ (ayahmu), 2. أَخُوكَ (saudara lelakimu), 3. حَمُوكِ (kerabat suamimu), 4. فُوكَ (mulutmu), 5. ذُو مَالٍ (yang memiliki harta).

Isim Isyaroh (اسم الإشارة)

·      Isim isyaroh (kata penunjuk) adalah: 1.  هٰذَا(ini mudzakkar), 2.  هٰذِهِ(ini muannats), 3.   ذٰلِكَ(itu mudzakkar), 4.  تِلْكَ(itu muannats).

·      Isim isyaroh membutuhkan musyar ilaih (lafazh yang ditunjuknya) yang sama dalam mudzakkar/ muannatsna.

·      Bila setelah isim isyaroh ada isim yang diawali alif lam maka itulah musyar ilaihnya. Bila tidak ada maka musyar ilaihnya adalah lafazh yang pantas sebelumnya. Contoh: هٰذَا الرُّكْنُ, هٰذِهِ الصَّلَاةِ, تِلْكَ الْمُسْلِمَةُ

Pada contoh diatas musyar ilaih adalah lafazh setelah isim isyaroh.

فَيَجِبُ فِي حَقِّهِ تَعَالٰى الْوُجُودُ ... وَالدَّلِيلُ عَلَى ذٰلِكَ وُجُودُ هذه المخلوقات.

Pada contoh ini musyar ilaih dari ذٰلِكَ adalah الْوُجُودُ

Murokkab ‘Adadi (المركب العد دي)

·      Murokkab ‘adadi adalah gabungan dua angka dari 11 sampai dengan 19:

أَحَدَ عَشَرَ, اِثْنَا عَشَرَ, ثَلَاثَةَ عَشَرَ, أَرْبَعَة عَشَرَ, خَمْسَةَ عَشَرَ, سِتَّةَ عَشَرَ,

سَبْعَةَ عَشَرَ, ثَمَانِيَةَ عَشَرَ, تِسْعَةَ عَشَرَ

اَلْحَادِي عَشَرَ, الثَّانِي عَشَرَ, الثَّالِثَ عَشَرَ, الرَّابِعَ عَشَرَ, الْخَامِسَ عَشَرَ, السَّادِسَ عَشَرَ, السَّابِعَ عَشَرَ, الثَّامِنَ عَشَرَ, التَّاسِعَ عَشَرَ

·      Hukum murokkab ‘adadi baik angka yang pertama atau kedua mabni fathah, selain lafazh اِثْنَا عَشَرَ angka pertamanya mu’rob seperti i’robnya isim tatsniyah, dan lafazh اَلْحَادِيْ عَشَرَ, الثَّانِيْ عَشَرَ angka yang pertama mabni sukun.

Mudhof dan Mudhof ilaih (المضاف والمضاف إليه)

·      Mudhof adalah kalimat pertama dari gabungan dua isim, sedangkan mudhof ilaih adalah kalimat kedua. Contoh:رَسُـولُ    اللهِ       

lafazh رَسُـولُ adalah mudhof dan اللهِ adalah mudhof ilaih

·      Mudhof ilaih hukum i’robnya jar.

·      Dari mudhof harus dihilangkan tanwin, atau nun dari isim tatsniah dan jama’mudakkar salim. Contoh:

اِيتَاءُ الزَّكَاةِ dihilangkan tanwin dari lafazh pertama.

اِلْتِقَاءُ بَشَرَتَيْ رَجُلٍ وَامْرَأَةٍ dihilangkan nun dari isim tatsniyah بَشَرَتَيْنِ

يَوْمَ ثَلَاثِي شَعْبَانَ dihilangkan nun dari jamak mudzakkar salim ثَلَاثِينَ

·      Mudhof + mudhof ilaih bisa tersusun dari Isim nakiroh (tidak ada alif lam) + isim ma’rifat (ada alif lam) seperti  دُخُولُ الْوَقْتِ, bilangan dari 3-10 dan yang dihitungna, contoh:  أَرْبَعَةُ أَيَّامٍ, atau gabungan kalimat isim dengan dhomir muttashil seperti صَحْبِهِ

·      Banyak mudhof + mudhof ilaih yang lebih dari dua kalimat, maka hukum i’rob kalimat yang kedua dan seterusnya adalah jar. Contoh:  مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Isim Ghoiru Munshorif ( / اسم غير منصرفIsim yang Tidak Menerima Tanwin)

Isim ghoiru munsorif ada beberapa bentuk, diantarana:

1.      Shighah  muntahal jumu’, yaitu jama’ taksir yang mengikuti wazan مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيلُ atau serupanya, contoh: مَصَابِيحُ, مَوَاضِعُ

2.      Isim yang diakhiri alif ta’nits, contoh: أُنْثَى, حَمْرَاءُ, أَشْيَاءُ

3.      Nama muannats, contoh:فَاطِمَةُ, زَيْنَبُ

4.      Nama ‘ajam (non arab), contoh:إِبْرَاهِيمُ, يُونُسُ  

5.      Nama atau kata sifat yang ditambahi alif nun, contoh:

رَمَضَانُ, عَطْشَانُ

6.      Nama atau kata sifat yang mengikuti wazan fiíl " أَفْعَلَ " , contoh:أَحْمَدُ, اَصْغَرُ, آخَرُ.

Isim Maushul (الموصول)

·      Isim maushul yaitu:

1.       الَّذِي(orang/ perkara mudzakkar)

2.       الَّتِي(orang/ perkara mudzakkar)

3.       مَنْ(orang mudzakkar/ muannats)

4.       مَا(perkara mudzakkar/ muannats)

·      Isim maushul membutuhkan shilah (صلة) dan ‘aid (عائد)

·      Shilah adalah lafazh setelah isim maushul yang berupa fi’il-fail atau mubtada-khobar, maknanya yang, simbolnya (ص)

·      ‘Aid adalah dhomir pada shilah yang kembali pada isim maushul. Contohnya:

اَلَّذِي يَطْهُرُ

لِمَنْ يَغْسِلُ

اَلَّتِي لَــهَا لَوْنٌ

عَمَّا يَمْنَعُ

 

No comments:

Post a Comment